Senin, 04 Maret 2013


BAB 1
PENDAHULUAN

Suatu wacana dituntut memiliki keutuhan struktur. Keutuhan itu sendiri dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan. Organisasi inilah yang disebut sebagai struktur wacana. Sebagai sebuah organisasi, struktur wacana dapat diurai atau dideskripsikan bagian-bagiannya.
Suatu rangkaian kalimat dikatakan menjadi struktur wacana bial di dalamnya terdapat hubungan emosional antar bagian yang satu dengan bagian lainnya. Sebaliknya, suatu rangkaian kalimat belum tentu bisa disebut sebagai wacana apabila tiap-tiap kalimat dalam rangkaian itu memiliki makna sendiri-sendiri dan tidak berkaitan secara semantik.

1  Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian kohesi?
b. Apakah pengertian Koherensi?
c.  Bagai manakah piranti kohesi?
d. Bagai manakah piranti koherensi?
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian kohesi
b. untuk mengetahui pengertian koherensi
c. untuk mengetahui piranti kohesi
d. untuk mengetahui piranti koherensi












BAB II
PEMBAHASAN
KOHESI DAN KOHERENSI WACANA

A.    Pengertian Kohesi
Kohesi adalah hubungan antarbagian dalam teks yang ditandai oleh penggunaan unsur bahasa. Contoh kohesi adalah sebagai berikut.
Listrik mempunyai banyak kegunaan. Orang tuaku berlangganan listrik dari PLN. Baru-bau ini tarif permainan listrik naik 25%, sehingga banyak masyarakat yang mengeluh. Akibatnya, banyak pelanggan listrik yang melakukan penghematan. Jumlah peralatan yang menggunakan listrik sekarang meningkat. Alat yang banyak menyedot listrik adalah AC atau alat penyejuk udara. Di kantor-kantor sekarang penggunaan alat penyejuk udara itu sudah biasa saja, bukan barang mewah.
Contoh wacana di atas dikatakan kohesi, karena menggunakan alat kohesi pengulangan, misalnya listrik yang diulang beberapa kali. Namun, paragraf tersebut tidak padu karena bagian-bagian paragraf itu tidak mempunyai kepaduan hubungan maknawi.
B.     Pengertian Koherensi
Koherensi adalah kepaduan hubungan magnawi antara bagian-bagian dalam wacana. Contoh koherensi sebagai berikut.
(a)Bahasa sehari-hari merupakan bahasa yang di pakai dalam pergaulan dan percakapan sehari-hari. (b) pada umumnya bentuk bahasa yang dipakai sederhana dan singkat. (c) kata-kata yang digunakan pun tidak banyak jumlah dan ragamnya. (d) kata-kata yang dipakai hanyalah kata-kata yang lajim dan umum dalam pergaulan sehari-hari, misalnya kata bilang, bikin, ngapain, ngerjain. (e) kata itu hanya cocok dipakai dalam percakapan. (f) sering juga kata-kata yang di gunakan itu menyimpan dari pola kaidah yang benar, misalnya di bikin betul (dibetulkan), ngeliatin (melihat), belum liat (belum melihat). (g) bahkan, lafalnya pun sering menyimpang, misalnya malem hari (malam hari), dapet (dapat), mas’alah (masalah).

Bagian-bagian pada wacana di atas saling mempunyai kaitan secara maknawi, misalnya kalimat (b) merupakan penjelasan rinci kalimat (a). Wacana itu termasuk wacana padu, karena hampir setiap bagian kalimat berhubungan padu secara maknawi dengan bagian lain. Selain itu, wacana itu juga kohesi. Ada beberapa kata yang diulang (bahasa pada kalimat a dan b dan kata-kata pada kalimat d,e dan f) dan ada juga penggunaan penanda transisi yang menunjukan kohesi (juga) pada kalimat f, (bahkan) pada kalimat g. Jadi, wacana selain harus kohesi juga harus koherensi, bahkan kepaduanlah (koherensi) yang harus diutamakan.




C.    Piranti Kohesi
Menurut Halliday dan Hassan (1976), unsur kohesi terdiri atas dua macam, yaitu unsur gramatikal dan leksikal. Kohesi gramatikal artinya kepaduan bentuk sesuai dengan tata bahasa. Kohesi leksikal artinya kepaduan bentuk sesuai dengan kata.
1. Piranti Kohesi Gramatikal
Pada umumnya dalam bahasa Indonesia ragam tulis digunakan piranti kohesi gramatikal seperti berikut.
a.      Referensi
Referensi adalah hubungan antara kata dengan benda. Misalnya kata buku yang mempunyai referensi kepada sekumpulan kertas yang dijilid untuk menulis dan dibaca.
Halliday dan Hassan (1979) membagi referensi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
1). Referensi eksofora yaitu pengacuan satuan lingual yang berada di luar teks wacana. Contoh: Itu matahari, kata itu pada tuturan tersebut mengacu pada sesuatu di luar teks, yaitu “benda berpijar yang menerangi alam ini”.
2). Referensi endofora yaitu pengacuan satuan lingual yang berada di dalam teks wacana.
Referensi endofora terbagi atas dua macam, yaitu sebagai berikut.
a). Referensi anaphora yaitu pengacuan satual lingual yang disebutkan terlebih dahulu, mengacu yang sebelah kiri.
Contoh: Nauval hari ini tidak masuk sekolah. Ia ikut ibunya pergi ke Surabaya.
Kata ia pada kalimat kedua mengacu Nauval pada kalimat pertama.
b). Referensi katafora yaitu pengacuan satuan lingual yang disebutkan setelahnya, mengacu yang sebelah kanan.
Contoh: Karena kakinya sakit, Totti tidak bisa bermain bola.
Pronomina enklitik –nya pada kalimat pertama, mengacu pada antesedan Totti pada kalimat kedua.




Baik referensi yang bersifat anaphora maupun katafora menggunakan pronomina persona, penumjuk, dan komparatif.
(1)   Pronomina Persona adalah pengacuan secara berganti-ganti tergantung yang memerankannya.
Dalam bahasa Indonesia, pronominal persona diperinci sebagai berikut.


Tunggal
Jamak
Persona pertama
Aku, saya
Kami, kita
Persona kedua
Kamu, engkau, anda
Kalian, kami sekalian
Persona ketiga
Dia, ia, beliau
Mereka
Contoh: (1) Firdaus, kamu harus mandi. (referensi bersifat anaphora)
(2)   Kamu sekarang harus pergi! Ayo Cici cepatlah! (referensi bersifat katafora)

(2). Pronomina demonstrasi yaitu pengacuan satual lingual yang dipakai untuk menunjuk. Biasanya menggunakan kata : kini, sekarang, saat ini, di sini, di situ, ini, itu, dan sebagainya.
Contoh: “Dengan naik ini, tiap hari saya pergi ke kampus. Sepeda motor inilah teman setiaku dalam segala musim dan cuaca,” kata Slamet.
Pronominal dekat ini pada kalimat (1) mengacu secara katafora terhadap antesedan sepeda motor pada kalimat (2).
(3). Referensi komparatif yaitu deiktis yang menjadi bandingan bagi antesedennya. Kata-kata yang termasuk kategori pronominal komparatif antara lain: sama, persis, identik, serupa, segitu serupa, selain, berbeda, tidak beda jauh, dan sebagaimya.
Contoh: Tidak berbeda jauh dengan ibunya, Nita orangnya cantik, ramah, dan lemah lembut.
b.      Penggantian (Substitusi)
            Penggantian adalah penyulihan suatu unsure wacana dengan unsure yang lain yang acuannya tetap sama, dalam hubungan antarbentuk kata, atau bentuk lain yang lebih besar daripada kata, seperti frasa atau klausa (Hallidat dan Hassan, 1979: 88; Quirk, 1985: 863).
            Secara umum penggantian itu dapat berupa kata ganti orang, tempat, dan sesuatu hal.
a.       Kata ganti orang merupakan kata yang dapat menggantikan nama orang atau beberapa orang.
Contoh: Slamet dan Mahda berbulan madu ke Paris. Mereka menganggap bahwa Paris merupakan kota yang romantis.
b.      Kata ganti tempat adalah kata yang dapat menggantikan kata yang menunjuk pada tempat tertentu.
Contoh: Unlam merupakan kampus terfavorit di Kalimantan Selatan. Di sana  banyak terdapat mahasiswa yang pintar.
c.       Dalam pemakaian bahasa Indonesia, untuk mempersingkat suatu ujaran yang panjang yang digunakan lagi dapat dilakukan dengan menggunakan kata ganti hal. Sesuatu yang diuraikan dengan panjang lebar dapat digantikan dengan sebuah atau beberapa buah kata, tanpa mengurangi arti.
Contoh:
Pembukaan UUD 1945 dengan jelas menyatakan bahwa Pancasila adalah Dasar Negara. Dengan demikian Pancasila merupakan nilai dasar yang normative terhadap seluruh penyelenggaraan Negara republik Indonesia.


c.       Elipsis
            Elipsis adalah pelepasan unsure bahasa yang maknanya telah diketahui sebelumnya berdasarkan konteks. Unsur yang dilepaskan mungkin nomina, verba, atau klausa.
Contoh: Karena (Slamet) sakit, Slamet tidak bisa mengikuti perkuliahan.
d.      Piranti konjungsi
            Sesuai dengan fungsinya, konjungsi dalam bahasa indonesia dapat di gunakan untuk merangkaikan ide, baik dalam satu kalimat maupun antar kalimat.
            Piranti kohesi konjungsi dalam bahasa indonesia di bedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut.
1.      Piranti urutan waktu
Proposisi-proposisi menunjukan tahapan-tahapan seperti awal, pelaksanaan, dan penyelesaian dapat disusun dengan menggunakan urutan waktu.
Contoh: Dinda pergi ke kampus. Setelah itu, dia pergi keperpustakaan.
2.      Piranti pilihan
Untuk menyatakan dua proposisi berurutan yang menunjukan hubungan pilihan.
Contoh: Pilih aku atau dia
3.      Piranti alahan
Hubungan alahan antara dua proposisi dihubungkan dengan frasa-frasa seperti meski(pun) demikian, meski(pun) begitu, kedati(pun) demikian, kedatipun begitu, biarpun demikian, dan biarpun begitu.
Contoh: Ahyan tidak sombong. Meskipun dia kaya.
4.      Piranti parafrase
Merupakan suatu ungkapan lain yang lebih mudah dimengerti.
Contoh: Perlu juga diperhatikan bahwa sejumlah teori dan pendekatan yang ada tersebut, bagi pembaca justru saling melengkapi. Dengan kata lain, bila tujuan pembaca ingin memahami keseluruhan aspek dalam karya sastra, tidak mungkin mereka hanya memiliki satu pedekatan saja.
5.      Piranti ketidakserasian
Ketidakserasian itu pada umumnya ditandai dengan perbedaan proposisi yang terkandung di dalamnya, bahkan sampai pada pertentangan.
Contoh: Aku tidak mengerti. Padahal materi itu sudah dipelajari minggu kemaren.
6.      Piranti serasian
Digunakan apabila dua buah ide atau proposisi itu menunjukan hubungan yang selaras atau sama.
Contoh: Ahyan itu sangat tampan. Demikian juga dengan kembarannya.
7.      Piranti tambahan (Aditif)
Piranti ini berguna untuk menghubungkan bagian yang bersifat menambahkan informasi dan pada umumnya digunakan untuk merangkaikan dua proposisi atau lebih.
Contoh: Mahda murah senyum. Selain itu, dia baik hati. Tambahan lagi pandai berdandan.
8.      Piranti pertentangan
Piranti ini digunakan untuk menghubungkan proposisi yang bertentangan atau kontras dengan bagian lain. Piranti yang biasa digunakan misalnya: (akan) tetapi, sebaliknya, namun.
Contoh: di Sakadomas unlam cukup kotor. Namun banyak orang yang berkumpul di sana.
9.      Piranti perbandingan(komparatif)
Piranti perbandingan ini digunakan untuk menunjkan adanya hubungan persamaan atau perbedaan antara bagian yang satu dengan yang lain.
Contoh: Wajah Dodi tampan. Sama halnya dengan ayahnya.
10.  Piranti sebab akibat
Hubungan sebab akibat terjadi bila salah satu proposisi menunjukan penyebab terjadinya suatu kondisi tertentu yang merupakan akibat, atau sebaliknya.
Contoh: memahami wacana sangat susah. Oleh karena itu, Herma belajar siang malam.
11.  Piranti harapan
Hubungan optatif terjadi apabila ada ide yang mengandung suatu harapan atau doa.
Contoh: mudah-mudahan Herma cepat datang.
12.  Piranti ringkasan dan simpulan
Piranti ini berguna untuk mengantarkan ringkasan dari bagian yang berisi uraian.
Contoh: Hukum tidak memandang kaya atau miskin, pria atau wanita, tua atau muda. Jadi, hukum berlaku untuk siapapun, kapanpun, dan dimanapun.
13.  Piranti misalan atau contohan
Contohan atau misalan berfungsi untuk memperjelas suatu uraian.
Contoh: Makanan ringan sangat enak untuk dimakan, umpamanya ciki-ciki.
14.  Piranti keragu-raguan
Digunakan untuk mengantarkan bagian yang masih menimbulkan keraguan.
Contoh: Jangan-jangan dia sudah punya pacar.
15.  Piranti konsensi: Memang, tentu saja
Contoh: memang aku ini sangat baik.
16.  Piranti tegasan
Proposisi yang disebutkan perlu ditegaskan lagi agar dapat segera dipahami dan diresapi.
Contoh: cara belajar mahasiswa Reg A 2010 PBSI berbeda-beda. Bahkan dirumahpun cara belajarnya berbeda-beda.
17.  Piranti jelasan
Contoh: yang dimaksud wacana adalah satuan terbesar diatas kalimat.
2. Piranti kohesi leksikal
a. reitrasi(pengulangan)
jenis ini meliputi sebagai berikut.
1). repetisi
a). Ulangan penuh
Contoh: sepakbola sangat menyenangkan. Sepakbola mempererat pertemanan
b). Ulangan dengan bentuk lain
Contoh: filsafat ulangan bentuk lainnya berfilsafat.
c). Ulangan dengan penggantian
Contoh: lulusan ipa ulangan penggantiannya seorang ilmuan.
2). Ulangan dengan heponim
Contoh: ilmuan berhiponim dengan ahli fisika nuklir.
          b. kolokasi
suatu hal yang selalu berdekatan dengan yang lain biasanya diasosiasikan sebagai satu kesatuan.
Contoh : Pancasila dan UUD 1945




D.    Piranti Koherensi
          Istilah koherensi mengacu pada aspek tuturan, bagaimana proposisi yang terselubung disimpulkan untuk menginterpretasikan tindakan ilokusinya dalam membentuk sebuah wacana. Proposisi-proposisi di dalam suatu wacana dapat membentuk suatu wacana yang runtut (koheren) meskipun tidak terdapat pemerkah penghubung kalimat yang di gunakan.
Contoh: ayah: Angkat telponnya bu!
 Ibu: lagi tanggung mas.









DAFTAR RUJUKAN


Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arifin, Bustanul dan Abdul rani. 2000. Prinsip-prinsip Analisis Wacana. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

30 komentar:

  1. SYIFA AULIA
    A1B110041

    Setelah membaca materi yang disajikan oleh kelompok, saya ada hal yang ingin ditanyakan. Menurut saya pada bahasan bagian D.Piranti Koherensi belum lengkap, karena sepengetahuan saya ada 2piranti semantis koherensi, yaitu hubungan pengulangan dan hubungan pembandingan.Bagaimana menurut kelompok tentang hal yang saya ketahui tersebut? Jika memang benar, tolong kelompok tolong kelompok menambahkan penjelasan akan hal tersebut. Sehingga semakin betambah pengetahuan kita seputar pembahasan kohesi dan koherensi. Terimakasih. . .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Rahmi Nike Rosahin
      A1B110035

      Menanggapi pertanyaan Syifa, berdasarkan buku yang saya miliki yaitu buku analisis wacana karangan Drs. Abdul Rani, M.Pd, Drs. Bustanul Arifin, M. Hum, dan Dra. Martutik, M.Pd, saya tidak menemukan dua pirantis semantis koherensi seperti yang syifa sebutkan. Buku tersebut tidak membagi koherensi menjadi dua.

      Hapus
    3. Terimakasih, atas tanggapan Nike, lantas bagaimana dengan tanggapan kelompok?
      Agar ada satu kesepakatan kita mengenai pembahasan piranti koherensi ini.
      Saya memang tidak menyebutkan bahwa koherensi terbagi dua, tetapi ada 2 piranti semantis koherensi. Hal ini saya temukan pada buku Keutuhan Wacana karya Junaiyah H.M & E. Zainal Arifin.

      Hapus
    4. terima kasih untuk saudari sifa, tanggapan kelompok kami bahwa 2 piranti semantis koherensi, yaitu hubungan pengulangan dan hubungan pembandingan menurut junaiyah H. M dan E. Zainal Arifin memang ada tapi kami tidak menemukan pengertian dari dua piranti tersebut, tapi menurut kami hubungan pengulangan perbandingan itu adalah menyatakan sesuatu hal seperti bentuk aslinya dengan menggunakan kata seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih dan ibarat.
      contoh:
      rina dan rini ibarat pinang dibelah dua.
      sedangkan hubungan pengulangan merupakan kalimat untuk menciptakan hubungan yang kohesif.
      contoh:
      Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang belum kita tahu.

      Hapus
  2. RINA RAHMAWATI
    A1B110002

    Seperti yang kita ketahui. Bahwa wacana terbagi menjadi dua kategori, yaitu wacana lisan dan tulisan. Dalam wacana terdapat dua unsur pembentuk yang menjadi perhatian utama, yaitu kohesi dan koherensi. Kebanyakan dari kita, mengaitkan kohesi dan koherensi hanya pada wacana tulis. Lalu, apakah kohesi dan koherensi juga diperlukan dalam wacana lisan misalnya dalam percakapan? Jika tidak ada, kemukakan alasannya. Namun jika ada, apakah kohesi dan koherensi tersebut masih diperlukan apabila partisipan dalam percakapan tersebut sudah saling mengerti maksud percakpannya mengarah kemana, meski tidak ada keterkaitan diantara kalimat yang disampaikan penutur. Artinya, tidak adanya kohesi atau koherensi pada percakapan tersebut. Tolong dijelaskan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nama: mustikasari
      nim: A1B110025
      Saya akan menanggapi pertanyaan dari saudara Rina Rahmawati.
      Pertanyaan dari saudara rina mengenai apakah fungsi kohesi dan koherensi masih diperlukan jika pendengar sudah mengerti denagn maksud dari lawan bicaranya.
      Tanggapan saya, baik wacana lisan maupun wacana tertulis tidak terlepas dari kohesi dan koherensi. karena jika runtutan ujaran satu dengan ujaran yang lain tidak saling terkait maka pesan yang akan disampaikan akan rancu dan akan sulit untuk dipahami oleh pedengarnya. Tidak mungkin ada orang yang dapat mengerti tuturan yang tidak koheren dan koherensi.

      Hapus
    2. Terimakasih untuk Tika yang sdh mmbri penjelasan. Memang benar apa yang telah disampaikan oleh Tika tadi, bahwa tidak ada orang yang dapat mengerti tuturan yang tidak kohesi dan koherensi. Namun yang menjadi pertanyaan saya, bagaimana jika keadaanya percakapan tersebut masih bisa di mengerti baik oleh penutur atau mitra tuturnya walau kalimat yang di sampaikan tidak ada kaitannya, dalam artiannya berarti tidak ada kohesi atau koherensi. Lebih tepatnya jika kalimat tersebut tidak kohesi, karena koheren menyangkut makna dari kalimat itu sendiri. Misalnya seperti ini
      a: di luar ada temanmu.
      b: aku sedang di kamar mandi.
      a: baiklah!
      Menurut saya kalimat tersebut tidak kohesi. Karena jika dilihat, secara gramatikal kalimat tersebut tidak tampak ada kaitannya. Namun hal tersbut masih bisa dipahami oleh kedua belah pihak, kitapun bisa menangkap maksud dari percakapan tersebut. Lalu apakah sebenarnya kohesi masih diperlukan apabila maksud dari pembicaraan sudah bisa dimengerti?

      Hapus
    3. Menurut kelompok berdasarkan contoh Rina di atas, contoh tersebut ditinjau dari segi kata-kata memang tidak kohesi. Namun dari segi maknanya koheren. Jadi, jika lawan tutur kita sudah mengerti dengan apa yang kita maksud, kohesi tersebut tidak lagi diperlukan. Namun jika lawan tutur kita belum mengerti dengan apa yang kita maksud, kohesi itu kita perlukan.
      Seperti contoh Rina tadi,
      A: Di luar ada temanmu.
      B: Aku sedang di kamar mandi.
      Jika penutur A tidak mengerti maksud penutur B, maka penutur B bisa berkata: maaf, saya tidak bisa keluar karena sedang mandi.

      Hapus
    4. Oke terimakasih kelompok atas tanggapannya, ^^

      Hapus
  3. Rahmi Nike Rosahin
    A1B110035

    Kalian telah memberikan contoh di setiap pokok bahasan, bolehkah saya meminta kalian memberikan contoh lain lagi yang sama sekali berbeda unsurnya dari contoh yang telah kalian berikan. Setelah mengamati makalah kalian, contoh yang kalian berikan itu memiliki kemiripan dengan contoh yang ada di buku, tolong berikan contoh di setiap bagian yang kalian buat sendiri. Hal ini agar kita dapat lebih memahami semua pokok bahasan yang ada.
    Terima kasih ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih buat saudara Nike.
      Memang, sebagian contoh dari ringkasan kami tersebut sama dengan contoh di buku dan sebagian lagi merupakan contoh yang kami buat sendiri.
      Contoh dari buku tersebut adalah tentang kohesi, koherensi, referensi eksofora, referensi anafora, pronomina persona, pronomina demonstrasi, penggantian suatu hal, piranti parafrase, piranti ringkasan atau simpulan, ulangan dengan bentuk lain, ulangan dengan penggantian, dan kolokasi.
      Contoh Kohesi:
      A: Apakah kamu sedang sibuk?
      B: Iya.
      Contoh Koheensi:
      A: Apakah Kamu sedang sibuk?
      B: Iya, Saya sedang sibuk.
      Contoh Referensi Eksofora:
      Itu piano.
      Contoh Referensi Anafora:
      Adinda hari ini ke kota Milan. Ia ingin liburan di sana.
      Contoh pronomina persona:
      (1) Sarah! Kamu sekarang harus belajar (referensi bersifat anafora)
      (2) Kamu sekarang harus belajar! Ayo Sarah (referensi bersifat katafora)
      Contoh pronominal demonstrasi:
      “Dengan ini, tiap malam aku tidur. Bantal inilah yang menemaniku setiap malam, “ kata Memet.
      Contoh penggantian suatu hal:
      Setiap tahun tim Sepakbola PBSI FKIP Unlam selalu masuk final Piala Dekan. Dengan demikian, Tim PBSI selalu jadi favorit di turnamen tersebut.
      Contoh Piranti Parafrase:
      Gaya bahasa adalah ungkapan secara tak langsung untuk menyatakan makna kata dengan cara yang sedalam-dalamnya. Dengan kata lain, gaya bahasa untuk menyatakan maksud dengan menggunakan bahasa.
      Contoh Piranti Ringkasan atau Simpulan:
      Sepakbola tidak hanya disukai oleh pria. Sepakbola disukai juga oleh wanita, anak-anak, dan orang dewasa. Jadi, sepakbola disukai oleh semua kalangan.
      Contoh Ulangan dengan Bentuk Lain:
      Sastra memang sangat menarik untuk dipelajari. Bersastra harus mempunyai kemampuan yang mumpuni.
      Contoh Ulangan dengan Penggantian:
      Presiden SBY melakukan pidato di gedung Keprisedinan, orang nomor satu di Indonesia itu berpidato dengan santun.
      Contoh Kolokasi:
      Petani di Gambut terancam gagal memanen padi. Sawah yang mereka garap terendam banjir selama dua hari.


      Hapus
  4. Maulida Astuti
    Nim A1B110023

    saya masih belum memahami di bagian Piranti Koherensi, bisakah teman-teman menjelaskan secara singkat saja tetapi dengan bahasa sendiri dengan contoh yang lain agar saya lebih mudah memahaminya!
    Terimakasih...:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kepada saudari maulida yang menyempatkan diri untuk bertanya.
      menurut kelompok kami piranti koherensi itu hampir sama dengan piranti kohesi yaitu mengenai masalah urutan waktu, alahan, tambahan, pertentangan, perbandingan, sebab-akibat, harapan,ringkasan atau simpulan, misalan atau contohan.
      contoh dalam piranti urutan waktu: sepulang sekolah andi pergi kepasar setelah itu baru pulang kerumah.
      contoh piranti alahan:
      rumah lisa sangat jauh dengan kampus, biarpun begitu dia tetap rajin kuliah.
      contoh piranti tambahan :
      ahyan rajin belajar dan bekerja. selain itu dia tampan, dan juga penolong.
      contoh piranti pertentangan:
      warnet disamping kost saya sangat sempit, akan tetapi koneksi internetnya cepat.
      contoh piranti perbandingan :
      herma dan syifa sama-sama suka makan, namun badannya lebih besar syifa.
      contoh piranti sebab akibat :
      beberapa bulan yang lalu di Jakarta selalu dilanda banjir, oleh karena itu banyak rumah penduduk terendam banjir.
      contoh piranti harapan :
      semoga doa ku dikabulkan oleh Tuhan.
      contoh piranti ringkasan atau simpulan :
      Jodoh, Rezky, Maut tidak ada yang mengetahui kapan itu akan datang. Jadi, kita jangan pernah menyombongkan diri.
      contoh piranti misalan :
      contoh piranti misalan seperti contoh yang kami berikan kepada mina yaitu semua wahana di Ancol sangat menyenangkan seperti wahana halilintar.
      demikian penjelasan dari kelompok kami, terimakasih.

      Hapus
  5. A. FAZARUDIN RIZKI (A1B110042)

    Setelah membaca keseluruhan isi materi, saya masih kurang mengerti dengan jelas mengenai contoh piranti serasian dan piranti perbandingan. Menurut penglihatan saya, kedua contoh itu hampir dikatakan sama.
    kalau dilihat contohnya, bisa saja sama:
    -Ahyan itu sangat tampan, Demikian juga dengan kembarannya.
    -Wajah Dodi tampan, sama halnya dengan ayahnya

    jadi, apakah piranti serasian itu bisa dikatakan sama dengan piranti perbandingan? kalau tidak, bisa berikan pencerahan yang jelas mengenai hal itu dan juga bukti contoh yang pas selain di materi ini, kalau itu terbukti beda persepsinya.

    Terima Kasih, Wassalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Muklis Dwi Putra
      NIM A1B110038

      Saudara Fazar, kedua piranti itu jelas sekali memiliki perbedaan Piranti serasian untuk menunjukkan suatu keserasian sedangkan piranti perbandingan untuk membandingkan sesuatu.
      Contoh Piranti Serasian
      Putra sangat lihai bermain Yu-Gi-Oh!, begitu pula dengan kakaknya Dwi.
      Penjelasannya Putra dan Dwi sama-sama lihai bermain Yu-Gi-Oh!.

      Contoh Piranti Perbandingan
      Putra sangat lihai bermain Yu-Gi-Oh!, namun berbeda sekali dari Yusuke Urameshi, ia sangat buruk dalam permainan tersebut.
      penjelasannya Putra sangat lihai bermain Yu-Gi-Oh!, sedangkan Yusuke tidak.

      ^_^V

      Hapus
    2. A. FAZARUDIN RIZKI (A1B110042)

      Terima kasih saudara muklis sudah menanggapi pertanyaan yang saya ajukan. Dan juga kelompok penyaji yang juga mempertegas pernyataan tersebut.


      Masih mengenai piranti perbandingan. Saya masih bingung dengan hal itu. Apakah piranti perbandingan itu harus didasarkan atas segi positif dengan negatif?

      Karena, dari contoh yang disajikan saudara benar. Tapi, yang saya lihat itu berdasarkan dari segi positif dengan negatif. Jadi, apakah ada hal yang lain dari perbandingan itu?

      Analisis saya
      Positif = Putra sangat lihai bermain ....
      Negatif = Yusuke Urameshi, ia sangat buruk ....


      Mohon pencerahannya dari kelompok, juga saudara-saudara yang merasa dapat menjawab pertanyaan ini...

      Terima Kasih.

      Hapus
    3. kepada saudara Fazar, kami minta ma'af karna contoh yang kami buat dalam piranti perbandingan itu salah, apa yang tanggapi oleh muklis memang benar bahwa piranti perbandinga jelas sekali memiliki perbedaan Piranti serasian untuk menunjukkan suatu keserasian sedangkan piranti perbandingan untuk membandingkan sesuatu dan contoh yang diberikan muklis sudah benar. terimakasih kepada muklis yang telah membantu kami menjawab pertanyaaan A.F.RIZKY

      Hapus
    4. Sedikit tambahan, mengenai analisis saudara Fazar tentang contoh perbandingan yang positif-negatif.
      Menurut kami, perbandingan tersebut juga bisa positif-positif, positif-negatif, dan negatif-negatif.
      Contoh Positif-positif
      Lia sangat pandai dalam berbicara. Berbeda dengan Sari yang pandai dalam menulis.
      Penjelasan: pandai berbicara dan pandai menulis merupakan suatu hal yang positif
      Contoh Positif-negatif
      Rian selalu rajin masuk kuliah, berbeda dengan Andi yang selalu malas masuk kuliah.
      Penjelsan: rajin merupakan suatu hal yang positif, malas merupakan hal yang negatif.
      Contoh negatif-negatif
      Keterampilan menyimak surya sangat buruk. Berbeda dengan Aulia, Ia sangat buruk dalam keterampilan berbicara.
      Penjelasan: kata sangat buruk di atas merupakan hal yang negatif.

      Hapus
  6. Mina Emylia Olfah
    A1B110004

    Pada macam-macam piranti kohesi dan konjungsi terdapat piranti pilihan dan piranti misalan atau contohan sebagai salah satu macamnya. Saya ingin bertanya pada bagian piranti pilihan, kelompok mencontohkan "pilih aku atau dia" apakah piranti pilihan harus ditunjukkan dengan jata "pilih" apakah ada kata lain selain itu?! sedangkan bagian piranti misalan atau contohan, tolong berikan contoh yang lain.

    Terima kasih kelompok 2 ^^
    salam sayang untuk kalian semua :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih kepada saudari Mina yang sudah meluangkan waktu untuk bertanya,
      menurut kelompok kami memang bisa piranti pilihan tidak harus menggunakan kata pilih, misalnya :
      besok kamu pergi ke bandung atau jakarta.
      ( dalam contoh tersebut menggunakan piranti pilihan tempat, yaitu bandung atau jakarta).
      Contoh piranti misalan :
      semua wahana di Ancol sangat menyenangkan seperti wahana halilintar.
      demikian penjelasan dari kelompok kami, terimakasih.

      Hapus
  7. Muklis Dwi Putra
    NIM A1B110038

    Teman-teman, saya ingin bertanya mengenai pengertian Piranti Konsensi dan tolong berikan contoh lainnya...

    terimakasih...
    ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin maksud saudara Muklis adalah piranti koherensi.
      Piranti koherensi merupakan alat koherensi yang sebuah teks bisa padu dan memiliki makna.
      Untuk contohnya, kami ambil piranti urutan waktu.
      Tadi malam Saya nonton sinetron. Kemudian Saya nonton berita. Lalu Saya nonton sepakbola. Sehingga paginya Saya telat untuk kuliah.

      Hapus
  8. NAMA: MULIANI RAHMAH
    NIM: A1B110048

    kolokasi adalah suatu hal yang selalu berdekatan dengan yang lain biasanya diasosiasikan sebagai satu kesatuan. tolong berikan contoh kolokasi selain "Pancasila dan UUD 1945".

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kepada saudari muliani rahmah,
      contoh nya:
      kue dan komposisi
      ( dari contoh diatas kedua unsur tersebut merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan karena komposisi tersebut merupakan bahan yang terkandung didalam kue tersebut).
      terimakasih

      Hapus
  9. kepada teman-teman semua batas waktu tanya jawab kami akhiri sampai pukul 00.00.makasih......
    :))))))))))))))))))))))))))))))))))

    BalasHapus
  10. Dessy Amelia
    A1B110024

    Bisakah kelompok menjelaskan tentang piranti kohesi. Dari penjelasan di atas, kalian tidak menjelaskan apa dan bagaimana piranti kohesi tersebut, jadi saya belum dapat memahaminya.

    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas pertanyaannya,
      Piranti kohesi tersebut merupakan alat kohesi agar sebuah teks itu bisa padu atau saling berhubungan.
      Seperti contoh di bagian “A. Pengertian Kohesi”.
      Listrik mempunyai banyak kegunaan. Orang tuaku berlangganan listrik dari PLN. Baru-bau ini tarif permainan listrik naik 25%, sehingga banyak masyarakat yang mengeluh. Akibatnya, banyak pelanggan listrik yang melakukan penghematan. Jumlah peralatan yang menggunakan listrik sekarang meningkat. Alat yang banyak menyedot listrik adalah AC atau alat penyejuk udara. Di kantor-kantor sekarang penggunaan alat penyejuk udara itu sudah biasa saja, bukan barang mewah.
      Contoh wacana di atas dikatakan kohesi, karena menggunakan alat kohesi pengulangan, misalnya listrik yang diulang beberapa kali. Namun, paragraf tersebut tidak padu karena bagian-bagian paragraf itu tidak mempunyai kepaduan hubungan maknawi.

      Hapus
  11. Lia Rizky Amalia
    A1B110014

    setelah membaca keseluruhan isi makalah yang disajikan oleh kelompok ada satu hal yang membingungkan bagi saya. kelompok menjelaskan piranti kohesi itu terdiri dari dua unsur yaitu gramatikal dan leksikal. dalam makalah ini kelompok hanya menjelaskan panjang lebar tentang kohesi gramatikal saja tetapi untuk kohesi leksikal tidak ada. yang ingin saya tanyakan adalah apakah penjelasan tentang piranti kohesi leksikal hanya sebatas pengertiannya saja atau ada penjelasan yang lain? jika ada mohon kelompok bersedia menjelaskannya. sebelumnya saya ucapkan terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas pertanyaannya.
      Memang benar, penjelasan tentang kohesi gramatikal itu panjang lebar. Hal itu karena, dalam kohesi gramatikal banyak terdapat jenis-jenisnya, seperti piranti konjungsi yang terbagi lagi menjadi 17 piranti.
      Lalu, untuk kohesi leksikal. Pada kohesi leksikal yang pertama, yaitu reiterasi (pengulangan), kami menjelaskan tentang jenis-jenis reiterasi tersebut dengan disertai contoh. Namun kami tidak menjelaskan pengertiannya. Lalu untuk jenis yang kedua, yaitu kolokasi. Kami menjelaskan pengertian serta contohnya.
      Untuk lebih jelasnya, Kami akan memberikan pengertian dari reiterasi beserta pengertian jenisnya.
      1. Reiterasi adalah piranti kohesi yang digunakan dengan mengulang sesuatu proposisi atau bagian proposisi lain.
      Jenis Reiterasi sebagai berikut
      a. Repetisi
      Repetisi merupakan salah satu cara untuk mempertahankan hubungan kohesi antarkalimat. Hubungan ini dibentuk dengan mengulang sebagian kalimat.
      Macam-macam repetisi sebagai berikut.
      1). Ulangan penuh, berarti mengulang satu fungsi dalam kalimat secara penuh, tanpa pengurangan dan perubahan bentuk.
      2). Ulangan dengan bentuk lain, terjadi bila sebuah kata diulang dengan konstruksi atau bentuk kata lain yang masih mempunyai bentuk dasar yang sama.
      3). Ulangan dengan penggantian, sama dengan penggunaan kata ganti. Pengulangan itu dapat dilakukan dengan mengganti bentuk lain seperti dengan kata ganti.
      2. Ulangan dengan Hiponim
      Hiponim adalah hubungan senantik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain.

      Hapus